.

Rabu, 29 Desember 2010

PERUBAHAN DAN PENYEGARAN

Perubahan ? Hampir semua orang senang berubah ke arah yang lebih baik, tetapi banyak orang tidak siap berubah. ketika orang-orang menggambar pemandangan, pasti yang terbayang adalah dua gunung, ditengahnya matahari terbit, kemudian ada sawah. jadi tidak berfikir perubahan, misalnya laut, danau, hutan, perumahan, dll. 
Manajer perlu memahami mengapa organisasi harus siap terhadap perubahan: apakah yang bersifat inovatif maupun strategis. Perubahan inovatif adalah perbaikan secara kontinyu di dalam kerangka sumberdaya yang ada. Sementara perubahan strategis adalah perubahan melakukan sesuatu yang baru. Tiap perubahan tersebut tentunya akan menggunakan pendekatan berbeda. Manajer selayaknya proaktif menjelaskan kepada karyawan tentang strategi perubahan yang akan dijalankan organisasi.
Kebanyakan para manajer dapat merencanakan dan mempraktekan perubahan fisik dengan berhasil. Namun dalam perubahan perilaku, para manajer banyak mengalami kesulitan. Untuk itu manajer perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Untuk melaksanakan perubahan dengan sukses maka manajer harus mampu menciptakan kondisi yang baik untuk memotivasi dan melibatkan karyawan. Hal ini merupakan cerminan seberapa jauh mutu kepemimpinan manajer terbukti nyata. Di samping itu manajer dapat memaksimumkan kesempatan untuk berhasil dalam proses perubahan melalui evaluasi dengan cermat terhadap perencanaan yang manajer buat.
Apa saja jenis perubahan yang dihadapi organisasi? Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis perubahan yang bakal manajemen hadapi meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro:
  1. Perubahan rutin: hampir selalu dihadapi manajer setiap hari, misalnya produktivitas kerja, ketidakhadiran karyawan, perputaran karyawan, keluhan-keluhan karyawan. Sifat perubahan hampir terjadi dari waktu ke waktu yang menuntut tindakan cepat.
  2. Perubahan darurat: perubahan yang boleh jadi sangat mendadak dan tidak terduga sebelumnya. Misalnya, pemutusan hubungan kerja mendesak, perubahan pesanan jumlah dan mutu produk tertentu, terjadi kebakaran pabrik, dan pengambilalihan perusahaan oleh pihak berwajib.
  3. Perubahan dalam hal mutu: perubahan yang terjadi tentang mutu produk yang diminta pasar. Dalam situasi itu perlu ada perubahan penggunaan teknologi (keras dan lunak), strategi mutu kerja, bahan baku, dan budaya mutu termasuk perlu dilakukannya survei pasar yang kontinyu.
  4. Perubahan radikal: perubahan sistem manajemen atau struktur perusahaan karena adanya perundang-undangan baru tentang syarat-syarat berdirinya perusahaan. Misal terjadinya divestasi, merger, dan penutupan salah satu anak perusahaan. Bagaimana pula misalnya proses pengembangan mutu SDM yang terbaik untuk menjawab perubahan itu.
  5. Perubahan kondisi makro: perubahan kondisi perekonomian seperti inflasi, pengangguran, dan nilai tukar rupiah, politik dan keamanan, kodisi lingkungan dsb. Perubahan eksternal tersebut tidak mungkin mampu dikendalikan perusahaan namun yang terpenting perlu dicermati dan diantisipasi kaitannya dengan mutu SDM, kinerja karyawan dan kinerja organisasi. 
    Karena itu perusahaan khsusnya manajer harus mengadopsi suatu strategi untuk mengintegrasikan perubahan yang kontinyu ke dalam prosedur pelaksanaan. Ada dua prosedur perubahan:
    • Prosedur perubahan inovatif yang memungkinkan organisasi memperbaiki efektifitas dengan mutu SDM yang terus dikembangkan.
    • Prosedur perubahan strategik yang memungkinkan organisasi merubah apa yang perusahaan lakukan dan cara melakukannya.
    Untuk itu ada beberapa daftar apa saja bentuk kesiapan organisasi terhadap perubahan yang perlu manajer ketahui yaitu:
    • Karyawan bermutu dengan dedikasi pada kepuasan pelanggan
    • Terus menerus mencari cara-cara yang baru dan lebih baik dalam mengerjakan sesuatu,
    • Komit dengan pengurangan biaya,
    • Mendorong karyawan dalam program pengembangan mutu,
    • Mendeterminan unsur-unsur tangguh dalam bersaing,

Kamis, 28 Oktober 2010

Pendidikan Berorientasi Karakter

“Hendaklah kalian khawatir akan meninggalkan anak keturunan yang lemah, yang hidup sesudah kalian” (QS.An-Nisaa,4:9)

“Bersegeralah dalam mendidik anak sebelum kesibukanmu melalaikanmu, karena sesungguhnya apabila anakmu telah berumur dewasa dan telah berakal (tapi tidak berpendidikan-berakhlaq), dia akan menyibukkan hatimu (dengan keburukan)” (Hikmah)

“Didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang lain dari masa kamu ini” (Ali bin Abi Thalib)


PENDIDIKAN adalah tanggung jawab bersama. Setiap kita bertanggung jawab terhadap pendidikan bangsa ini. Tidak hanya bagi mereka yang terjun di lembaga pendidikan formal seperti guru, dosen dan sebagainya, tapi semuanya. Pemahaman ini yang harus tertanam terlebih dahulu.
Pendidikan tidak sama dengan sekolah. Cakupannya luas tak terbatas .Sekolah hanya satu bagian kecil dari sarana pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya terpaku pada transfer materi dari guru ke murid. Pendidikan harus utuh dan menyeluruh, meliputi semua aspek dalam kehidupan seorang muslim. Pendidikan harus berorientasi pada terbentuknya individu-individu yang memiliki karakter /jati diri (kepribadian) yang syaamil (lengkap, utuh - menyeluruh). Kepribadian yang utuh dan menyeluruh inilah yang saat ini tengah hilang dari kehidupan muslim.
Seorang pemikir Islam sekaligus juru bicara gerakan Ikhwanul Muslimin di dunia barat bernama Asy-Syaikh Kamal Halbawy pernah mengutarakan hasil pengamatannya terhadap kondisi umat Islam di penghujung abad 20 menjelang memasuki abad 21. Salah satu di antara tujuh fenomena yang digarisbawahi olehnya ialah Dhoyya al-Hawiyyah al Humayyizah (hilangnya kepribadian istimewa) di kalangan kaum muslimin.Ia berpendapat bahwa di era globalisasi ini sebagian kaum muslimin tidak utuh dalam menampilkan karakter (kepribadian) Islam. Misalnya terkadang seorang muslim begitu getol memperhatikan akhlak bagi hatinya namun mengabaikan akhlak bagi pemikirannya. Atau dalam sektor kehidupan manusia, seorang muslim sangat peduli terhadap akhlak ekonomi namun lemah dalam akhlak politik. Begitulah, berbagai ketimpangan melanda kehidupan kaum muslimin saat ini, sehingga apa yang ada pada masa dahulu menjadi keistimewaan penampilan kaum muslimin, maka hari ini sangat langka ditemui. Pada masa dahulu keistimewaan kepribadian seorang muslim cukup ampuh mempengaruhi manusia sehingga menjadi salah satu sebab masuk Islamnya bangsa lain. Sekarang ?
Inilah yang harus dicermati saat ini. Apa yang keliru dengan pendidikan kita selama ini ?
Hakikat Pendidikan (Seharusnya) Membentuk Karakter

Pendidikan harus berorientasi kepada terbentuknya karakter (kepribadian/jatidiri). Setiap tahapan pendidikan dievaluasi dan dipantau dengan saksama sehingga menjadi jelas apa yang menjadi potensi positif seseorang yang harus dikembangkan dan apa yang menjadi faktor negatif seseorang yang perlu disikapi.
Akar dari karakter ada dalam cara berfikir dan cara merasa seseorang. Ini merupakan struktur kepribadian yang natural dan memang sudah menjadi sunatullah. Sebagaimana diketahui, manusia terdiri dari tiga unsur pembangun yaitu hatinya (bagaimana ia merasa), fikirannya (bagaimana ia berfikir) dan fisiknya (bagaimana ia bersikap). Oleh karena itu , langkah –langkah untuk membentuk atau merubah karakter juga harus dilakukan dengan menyentuh dan melibatkan unsur-unsur tersebut.


Sabtu, 18 September 2010

NILAI SERATUS

Mendapat nilai 100 ? woo alangkah senangnya, hampir semua orang sangat senang mendapat nilai 100, baik dalam pelajaran anak sekolah maupun di luar sekolah. ketika seorang anak mengerjakan pekerjaan secara sempurna dan tepat waktu, maka tidak ada hadiah istimewa selain seratus, apalagi di tambah dengan hadiah/ bonus tertentu.
Arti angka 100
banyak orang tertipu, bahwa 100 adalah hanya sebuah angka urutan setelah 99, atau nilai suatu ulangan di sekolah dan betul semua, lalu ia mendapat nilai seratus. 'yang penting dapat seratus, tidak jujur tidak apa-apa' pernyataan ini jelas salah. karena arti seratus bukan seperti itu.
100 artinya usaha memberikan yang terbaik secara maksimal untuk mencapai tujuan yang di inginkan. disini yang dipentingkan adalah pembiasaan perbuatan baik. caontoh kebiasaaan anak rajin sholat akan kita beri nilai 100, biasa berpakaian rapi juga 100 nilainya, kebiasaan makan dengan tangan kanan pasti akan diberikan nilai seratus, disiplin dalam segala hal tentu nilainya 100. kalau kebiasaan tidak jujur ? pasti nilainya nol besar. bagaimana kalau seseorang berbuat baiknya sekali dan sempurna ? apakah nilainya juga 100 ? ya 100 tapi tidak bulat, lho kok gitu ? mana ada seratus ga bulat? he he he.
pengungkapan nilai 100 tidak mesti berujud angka, tapi bisa pujian : 'bagus, ajib, jayyid, dll. atau bahkan dengan isyarat acungan jempol.
lalu bagaimana agar kita selalu mendapat nilai seratus ?, ya lakukan saja semua pekerjaan kita dengan baik dan sempurna, dengan menggunakan seluruh aset yang dianugrahkan Alloh kepada kita : fisik, pikiran, dan hati, dalam istilah lain kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlash.
mari kita berusaha mendapat nilai 100 dalam segala hal.

Jumat, 06 Agustus 2010

KISAH ZUHUD

Adalah Muhammad bin Wasi’, salah seorang anggota pasukan Qutaibah bin Muslim, yang sangat terkenal dengan kezuhudannya. Di matanya emas tak lebih berharga daripada tanah yang diinjaknya. Qutaibah bin Muslim amat bangga kepada Muhammad. Dan Qutaibah ingin menunjukkan kezuhudan Muhammad kepada para menteri dan pejabat. Qutaibah yang di tangannya ada setumpuk emas seumpama kepala banteng berkata, “Menurut kalian, adakah orang yang menolak emas ini?”
“Tak akan ada orang yang zuhud terhadapnya,” jawab mereka serentak.
“Akan kutunjukkan kepada kalian, salah seorang umat Muhammad saw yang dalam pandangannya emas sama saja dengan tanah. Panggilkan Muhammad bin Wasi’,” kata Qutaibah.
Maka Muhammad dipanggil. Sesampai di hadapannya, Qutaibah menyerahkan tumpukan emas sebesar kepala banteng itu kepadanya. Muhammad menerimanya.

Qutaibah heran. Sempat ia berpikir, pasti Muhammad akan mengembalikannya. Ternyata sangkanya keliru. Qutaibah membawanya balik.
Qutaibah pun menyuruh beberapa orang untuk membuntuti Muhammad. Dia bergumam, “Ya Allah, janganlah Engkau kelirukan prasangka baikku padanya.”
Muhammad kembali ke kesatuannya. Dalam sebuah perjalanan, ada seorang pengemis yang menengadahkan tangannya kepada pasukan, Muhammad bin Wasi’ adalah salah seorang dari anggota pasukan itu. Muhammad menyerahkan semua emas yang diterimanya kepada pengemis itu. Semuanya, tanpa sisa.

Orang-orang yang diutus Qutaibah untuk membuntuti Muhammad pun melaporkan kejadian itu. Qutaibah berkata, “Bukankah sudah kukatakan, ada orang dari umat Muhammad saw yang di matanya emas itu laksana tanah?”
Inilah zuhud. Dunia datang dan pergi, sementara hati tetap bersama Allah. Rasulullah saw telah mengingatkan kita supaya tidak menghamba kepada dunia. Beliau bersabda,
“Celakalah penghamba dirham. Celakalah penghamba dinar. Celakalah penghamba kain beludru. Celakalah penghamba kain bersulam sutera. Celaka dan celaka. Jika tertusuk duri, duri itu tak dapat dicabut darinya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhariy)
Kenapa orang-orang itu celaka? Karena mereka menghamba kepada hawa nafsunya. Allah berfirman,
“Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya (karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya).” (Q.S. Al-Jatsiyah: 23)

Juga Syarat Cinta
Sahal bin Sa’ad ra bertutur, “Seseorang menemui Rasulullah saw seraya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan, jika aku mengerjakannya Allah mencintaiku dan orang-orang pun mencintaiku.’ Beliau menjawab, ‘Zuhudlah terhadap dunia niscaya Allah mencintaimu, Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki oleh orang-orang niscaya mereka mencintaimu.’.” (Hadits riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim)

Hadits Sahal ini menegaskan bahwa cinta Allah dapat diraih dengan zuhud terhadap dunia. Sesungguhnya dunia adalah negeri persinggahan bukan negeri untuk menetap. Dunia adalah tempat yang penuh dengan duka cita bukan tempat tinggal untuk bersuka cita. Sudah sepantasnyalah seorang mukmin menjadikan dunia sebagai bagian perjalanan, mempersiapkan bekal dan hartanya untuk menuju ke perjalanan yang pasti. Perjalanan menuju negeri akhirat.
Allah berfirman, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)

Hakikat Zuhud


Abu Sulaiman Ad Daaroniy—sebagaimana dikutip oleh Al Hafizh Ibnu Rojab al-Hambali dalam Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (2/186)—mengatakan, “Para ‘alim ulama di Iraq berselisih pendapat mengenai pengertian zuhud. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa zuhud adalah menjauhi dari manusia. Ada pula yang mengatakan bahwa zuhud adalah meninggalkan berbagai nafsu syahwat. Ada juga yang mengatakan bahwa zuhud adalah meninggalkan diri dari kekenyangan. Semua definisi ini memiliki maksud yang sama.”

Kemudian Ad Daaroniy mengatakan bahwa beliau cenderung berpendapat bahwa zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang dapat melalaikan dari mengingat Allah ‘azza wa jalla.
Banyak sekali perkataan Salaf dalam mendefinisikan zuhud terhadap dunia. Semua berkisar pada pupusnya hasrat kepada dunia dan kosongnnya hati dari ketergantungan terhadap dunia.
Imam Ahmad berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah pendek angan-angan.”

Abdul Wahid bin Zaid bertutur, “Zuhud adalah zuhud terhadap dunia dan dirham.
Al-Junaid ditanya mengenai zuhud, maka beliau menjawab, “Zuhud adalah menganggap dunia itu kecil dan menghilangkan bekasnya dari hati.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Zuhud adalah meninggalkan semua yang tidak mendatangkan manfaat ukhrawi.”
Akhirnya, marilah kita renungkan pernyataan Ibnul Qayyim berikut ini: “Orang-orang bijaksana telah bersepakat bahwa zuhud adalah menyingkirnya hati dari negeri dunia, dan membawanya ke negeri akhirat. Maka di manakah gerangan para musafir yang hatinya tertambat kepada Allah?Di manakah gerangan para pejalan yang hendak menuju ke tempat yang mulia dan derajat yang tinggi?Di manakah gerangan para perindu surga dan penuntut akhirat?”

Kamis, 03 Juni 2010

GAGAL BAGAIMANA MENSIKAPINYA ?

GAGAL BAGAIMANA MENSIKAPINYA ? pertanyaan ini cukup menggelitik kita. sebagian besar manusia kurang atau bahkan tidak siap menghadapi kegagalan baik dalam belajar,ujian, bisnis,relasi, menekuni profesi tertentu,dll. ketika menghadapi kegagalan banyak ragam yang dilakukan, ada yang menangis, marah/emosi, bahkan ada yang bunuh diri.mengapa mereka tidak bisa menerima kegagalan ? karena kebanyakan manusia hanya berorientasi pada hasil akhir, dan tidak melihat pada proses bagaimana agar berhasil/ sukses. untuk meniru orang lain yang telah berhasil kita tidak bisa instan tapi mesti mengikuti proses bagaimana bisa berhasil. sebagian manusia juga putus asa bahkan stres ketika beberapa kali mencoba tapi tetap saja gagal.
ALLOH MELIHAT PROSES BUKAN HASIL
Semua Nabi dan Rasul ALLOH, semua mempunyai tugas yang sama yakni menyebarkan dan menegakkan tauhid. ada Nabi yang mendapat banyak pengikut sampai ribuan,ada nabi yang dapat pengikut puluhan, ada nabi yang dapat pengikut satuan, bahkan ada nabi yang tidak dapat pengikut, padahal Nabi dan Rasul menggunakan seluruh hidupnya hanya untuk dakwah, tapi semuan Nabi dan Rasul telah BERHASIL menyampaikan risalah Alloh,karena tugas Rasul hanya berusaha menyampaikan, adapun hidayah adalah kehendak Alloh. Jadi Alloh melihat usaha hamba bukan hasil akhir. yang penting seorang hamba harus berusaha semaksimal mungkin dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu seorang hamba harus tekun,ulet, tabah, dan sabar,serta menikmati proses usaha itu, setelah itu kitabertawakal kepada Alloh agar berhasil. maka seyogyanya seorang muslim tidak hanya menguras tenaga dan pikiran dalam berusaha tapi juga memenuhi hak-hak Alloh yakni mentaati perintanya dan menjauhi larangannya...

MENSIKAPI KEGAGALAN
Gagal dalah keberhasilan yang tertunda,demikian pepetah yang sangat lekat di kita. bahwa bagi seoarng muslim tak ada kata gagal dalam berbagai macam situasi. seorang mujahid yang berangkat ke medan perang, tidak yang gagal. Jika mati diperjalan sebelum sampe medan perang,itulah adalah syahid. Mati saat perang berkecamuk juga syahid. tidak mati berarti menang dan membawa kemulian Islam. jadi bagi seorang mukmin semua hasil akhir adalah baik. Rasululloh bersabda :" sungguh menakljubkan seorang mukmin itu,semua urusannya adalah baik, jika dia diberi kelapangan maka dia bersyukur dan itu adalah baik, jika ia diberi kesempitan/ kegagalan maka ia bersabar dan itu adalah baik" (HR. Muslim).
seorang muslim tidak boleh putus asa, sekali gagal harus ,mencoba kembali sampai berkali-kali hingga berhasil,karena Alloh tidak membebani seorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Thomas Alfa Edison mencoba membuat lampu listrik dan baru berhasil yang ke-1.000 kali. itu adalah orang kafir yang hasil usahanya tidak ada pahala walaupun bermanfaat bagi semua manusia. bagaimana seorang muslim yang dia hanya mengaharap keridloan Alloh Azza wa Jalla..? tentukan akan senantiasa mencoba..mencoba.. dan mencoba. semoga sukses.

Sabtu, 24 April 2010

INFORMASI PENDAFTARAN SANTRI BARU 2010/2011

INFO PENDAFTARAN SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN ISLAM BAITUSSALAM SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011


I. MUQODIMAH
Pondok Pesantren Islam Baitussalam telah memasuki 20 tahun dari usianya, sejak 1990 berusaha komitmen membangun umat dalam penyelenggaraan pendidikan yang mendekatkan kepada keteladanan Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam,membumikan sunnah dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan berusaha mewujudkan visi menjadikan lembaga pendidikan teladan,yang menghasilkan santri yang bertaqwa,berilmu,sadar dan terampil, kami hadir menjawab tantangan kerusakan moral generasi muda dan memberikan panduan menjadi generasi shalih.
Dengan memadukan materi keislaman dalam kurikulum dan materi umum memungkinkan peserta didik memiliki bekal dien dalam hidup bermasyarakat dan mendakwahkanya serta bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, sehingga mampu berkompetisi aktif dalam iqomatudien dikampus dan dunianya.
Pondok Pesantren Islam Baitussalam ikut berperan serta dalam peningkatan mutu putra bangsa utamanya pada moral/ akhlak yang semakin terkikis dan nyaris habis di tengah arus globalisasi. Dengan mewujudkan pengawasan 24 jam aktifitas santri akan terbentuk kedisiplinan dalam beribadah,disiplin akhlak,disiplin belajar dan disiplin waktu.
Sadar bahwa putra-putra kita adalah amanah Allah,maka mari berbagi tanggungjawab dalam membawa amanah ini dengan baik. Dengan mendaftarkan menjadi santri di Pondok Pesantren Islam Baitussalam, Memastikan pilihan yang tepat dalam menempatkan pendidikan anak akan menyemai lebih manfaat,sebelum memetik penyesalan yang terlambat. Semoga Allah menganugerahkan kita putra-putra yang menyejukan pandangan dan semoga menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa di masa mendatang.
II. KEUNGGULAN
1. Sekolah berbasic boarding memungkinkan siswa punya banyak waktu untuk belajar.
2. Siswa yang diasramakan memungkinkan mendapatkan pengawasan dan bimbingan untuk pertumbuhan akhlak dan disiplin bagi siswa.
3. Menerapkan penggunaan bahasa arab dan inggris dalam percakapan sehari-hari memungkinkan siswa lebih menguasai kedua bahasa tersebut.
4. Sarana ibadah dan asrama yang nyaman dan luas untuk tumbuhnya ghirah ibadah dan tholabul ilmi.
5. Para pengajar yang siap berjuang membawa sukses dunia – akherat bagi para peserta didik.
6. Siswa memungkinkan mendapatkan kegiatan rutin dan ektra dari lomba menghafal tahfidzul quran,menghafal hadits,lomba pidato,outbond,camping,language spirit dari para syaikh,beorganisasi dalam MTB,OSIS,intensif beladiri,jurnalistik,dan kegiatan pecinta alam SSB serta beragam kegiatan lainnya yang diupayakan melahirkan santri yang bertaqwa,berilmu,beraklak,sadar dan terampil.

III. PROGRAM PENGAJARAN
 Intra Kurikuler
 Perpaduan Kurikulum Depag, Diknas, dan Kepondokan
 Ekstra Kurikuler
 Organisasi MTB dan OSIS, Kaligrafi Islami, tahfidzul Quran, Mading, Beladiri, Pidato 3 bahasa (Arab,Inggris, dan Indonesia), Komputer , Santri Siaga Baitussalam (SSB), SKB (santri Kreatif Baitussalam)
 Bahasa Resmi
 Bahasa arab dan bahasa Inggris adalah bahasa yang wajib dipakai para santri dalam berkomunikasi selama 24 jam.

IV. JADWAL PENDAFTARAN
A. Gelombang I
Pendaftaran dan tes : 6 – 10 Juni 2010 (one day servis)
Waktu : 08.00 – 14.00 WIB
Tempat pendaftaran : Pondok Pesantren Islam Baitussalam
B. Gelombang II
Pendaftaran dan Tes : 3 – 8 Juli 2010 (one day servis)
Waktu : 08.00 – 14.00 WIB
Tempat Pendaftaran : Pondok Pesantren Islam Baitussalam
C. Santri baru sampai di pondok : 10 Juli 2010
D. Awal Kegiatan Belajar Mengajar : 12 Juli 2010
E. Khutbah Ta’aruf : 22 Agustus 2010
One day servis : daftar langsung tes tulis, wawancara, dan pengumuman, langsung daftar ulang


V. UNIT YANG DIBUKA
1. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Putra (untuk lulusan SD/MI)
2. Madrasah Aliyah (MA ) putra (untuk lulusan MTs yang berbasic pesantren)
3. Takhosus putra, program khusus selama satu tahun untuk melanjutkan ke MA, bagi lulusan MTs/SMP non pesantren

VI. MATERI TES
 TPA (Tes Potensi Akademik ) meliputi Matematika, B Indonesia, B Inggris, IPA, IPS, Psikotes
 BTAQ (Baca Tulis Al Quran )
 Wawancara Orang Tua Santri

VII. PERSYARATAN UMUM
1. Calon santri datang bersama orang tua atau walinya
2. Membayar uang pendaftaran Rp 50.000,00
3. Mengisi Formulir pendaftaran
4. Menyerahkan :
a. Fotocopy Raport Semester ganjil Kelas 6 untuk gelombang I
b. Fotocopi Ijazah/STTB dan SKHUN yang dilegalisir sebanyak 3 lembar
5. Menyerahkan pas photo 3 x 4 sebanyak 5 lembar dan 2 x 3 sebanyak 3 lembar
6. Foto copy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 3 lembar
7. Fotocopy Akte/surat kelahiran sebanyak 3 lembar
8. Fotocopy piagam penghargaan (bila ada )

VII. RINCIAN DAFTAR ULANG

























UraianJumlah (Rp)
Uang gedung 1.000.000,00
Kesantrian 60.000,00
Kesehatan 60.000,00
Khutbah Ta'aruf 100.000,00
Seragam 400.000,00
Buku 370.000,00
SarPras 250.000,00
Osis 60.000,00
Ujian lokal 100.000,00
Syahriyah 300.000,00
Total 2.700.000,00

Kamis, 15 April 2010

Sufyan Bin Uyainah

Sufyan bin Uyainah
Minta Upah 8 Hadits

Para pengunjung, kali ini kami akan mengisahkan masa kecil seorang ulama. Tokoh yang satu ini sangat istimewa. Namanya Sufyan bin Uyainah. Lahir di Kufah tahun 107 H.
Sejak kecil Sufyan telah aktif belajar hadits bersama orang dewasa dan orang tua. Tapi bukan asal ikut-ikutan. Meskipun kecil, ilmunya mengungguli murid lain yang lebih dewasa. Sampai-sampai ia dijuluki "Syeikh Shaghir", kyai kecil.
Tubuhnya memang mungil, saat berumur sepuluh tahun, tingginya 5 jengkal, kira-kira 80 – 100 CM. Baju yang ia pakai juga kekecilan, surbannya mungil, sandalnya cupet. Walau begitu, ia sudah menempuh perjalanan menuju ulama kondang di zaman itu, seperti Imam Az-Zuhri dan Amru bin Dinar. Ke mana-mana ia membawa papan tulis, tempat tintanya seperti tempurung kelapa, pegangan penanya besar seperti pisang. Jika beliau datang ke majlis ilmu, orang-orang berkata, "Beri tempat untuk syeikh kecil!"
Hafalan Sufyan sangat bagus. Ia berkata, "setiap kali aku hendak menulis, maka aku sudah hafal apa yang hendak aku tulis."
Di sekolah hadits tempat ia belajar, ia terbukti paling bagus nilainya. Temannya berkata, "Setiap anak yang diuji hafalan hadits selalu ada yang salah, kecuali Sufyan bin Uyainah."
Kecintaannya terhadap hadits Nabi membuat Sufyan kecil rela mengorbankan waktu bermainnya. Bahkan tak jarang harus bekerja untuk mendapatkan hadits. Di kala masih kecil Sufyan biasa bermain di depan masjid. Kalau ada ulama yang mampir ke masjid, ia bersedia menjaga kendaraannya asal diberi imbalan 8 hadits. Pernah Amru bin Dinar, ahli hadits mampir ke masjid, lalu Sufyan menjaga kendaraannya dan dibacakan 8 hadits. Setelah Amru bin Dinar shalat dan keluar, Sufyan disuruh mengulangi hadits yang dibacakan tadi, ternyata ia sudah hafal. Hebat bukan?
Tapi ia tidak hanya hebat dalam menghafal hadits dan mengumpulkan ilmu. Apa yang dipelajari selalu berusaha ia kerjakan. Karena ilmu yang tidak bermanfaat bagaikan phon tak berbuah. Tidak ada artinya, dan kadangkala malah membuatnya sombong dan mendatangkan madharat. Untuk itu, hafalkan danjagalah pesan Sufyan bin Uyainah untuk kita:
َاْلعِلْمُ إِذاَ لَمْ يَنْفَعْكَ ضَرَّكَ
"Ilmu, kalau tidak memberimu manfaat, maka akan membuatmu rugi."


Minggu, 07 Maret 2010

SIAP UN 2010

Bersedia, Siaaaap…..Yak!

Dalam lomba lari, seorang pelari berusaha mencapai garis finish dengan catatan waktu terbaik. Ada dua faktor yang sangat menentukan dalam lomba tersebut, yaitu faktor mental dan fisik. Karena itulah, seorang pelari harus mempersiapkan mental dan fisiknya menjelang perlombaan.

Ujian Nasional (UN) tidak jauh berbeda dengan lomba lari. Jika dalam lomba lari tujuannya sampai garis finish dengan waktu terbaik, dalam UN tujuannya lulus dengan nilai terbaik. Sama halnya dengan lomba lari, faktor mental dan fisik juga sangat menentukan saat menghadapi UN. Oleh karena itu, untuk menghadapi UN kamu juga membutuhkan persiapan mental dan fisik yang prima. Untuk mempersiapkan mental dan fisikmu, ikuti tips di bawah ini.

Membangun Mental
a. Jangan Cemas
Jangan cemas menghadapi UN. Secara psikologis, rasa cemas akan mengganggu konsentrasi belajarmu. Soal-soal yang harusnya dapat kamu kerjakan tiba-tiba terasa sulit ketika rasa cemas menguasaimu. Oleh karena itu, hilangkan rasa cemasmu.
b. Belajarlah secara rutin, hindari model belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)
Singkirkan rasa cemasmu dengan belajar secara rutin. Jangan terapka mdel belajar SKS. Model belajar semacam ini tidak membuatmu lebih baik. Ingat, kemampuan otak setiap orang ada batasnya. Belajar semacam ini justru merugikan buatmu. Selain staminamu akan terkuras habis, tidak banyak pula ilmu yang dapat kamu serap.
c. Perbanyak latihan mengerjakan soal
Berlatih mengerjakan soal akan membuatmu terbiasa berhadapan dengan soal-soal ujian. Soal latihan yang dimaksud di sini bukan sekadar kumpulan soal yang tidak jelas standarnya. Carilah soal-soal latihan yang model dan tipenya mendekati soal-soal UN. Dengan cara itu kamu dapat mengenali karakteristik soal yang biasa diujikan dalam UN. Akan lebih baik lagi jika soal-soal tersebut mengacu kisi-kisi UN. Buku Detik-Detik Ujian Nasional akan membantumu dalam hal ini karena soal-soal yang ada di dalamnya telah disesuaikan dengan kisi-kisi UN 2010. Dengan mempelajari Detik-Detik Ujian Nasional secara benar, UN 2010 bukan sesuatu yang harus dicemaskan!
d. Bayangkan kesuksesan
Bayangkan, jika kamu sukses menaklukkan UN dengan nilai memuaskan, orang tua dan gurumu akan sangat bangga. Dan, ini yang penting: Kepercayaan dirimu akan semakin kuat ketika menghadapi ujian seleksi di perguruan tinggi. Bayangkan itu.
e. Motivasilah diri dengan bahasa yang positif
Katakan: “Saya pasti berhasil menaklukkan UN 2010!” “UN 2010 bukan sesuatu yang harus ditakuti!” Katakan itu sesering mungkin. Kata-kata itu akan membuat energimu tersengat dan kamu akan mantap menghadapi UN 2010.


f. Mintalah restu orang tua
Banyak yang menganggap remeh hal ini. Padahal, restu orang tua sangat penting guna menambah keyakinan. Oleh karena itu, mintalah restu kedua orang tuamu saat akan menghadapi UN.
g. Berdoalah
Doa mempunyai kekuatan yang luar biasa asal dibarengi dengan kesungguhan dan keyakinan bahwa doa itu pasti terkabul.


Jaga Kesehatan
Mulai detik ini jagalah kesehatanmu. Jangan sampai ketika tiba waktunya menghadapi UN, kamu justru menderita sakit. Ini bisa fatal. Persiapan mentalmu menjadi tidak berguna lagi kalau kamu sakit. Oleh karena itu, mulai sekarang kamu harus menjaga kebugaran tubuhmu. Jika tubuhmu senantiasa bugar, penyakit engan menghampirimu.

Berikut ini tips untuk menjaga kesehatanmu.
a. Rajinlah berolahraga
Agar tubuhmu tetap bugar, rajinlah berolahraga. Nggak perlu olahraga berat. Yang ringan-ringan saja asal rutin misalnya jalan pagi atau lari pagi. Luangkan waktu 1-2 jam untuk berolahraga.
b. Terapkan pola hidup sehat
Pola hidup juga berpengaruh terhadap kesehatan. Terapkan pola hidup sehat agar tubuhmu senantiasa bugar. Istirahatlah yang cukup. Hindari begadang hingga larut malam sekalipun itu untuk belajar.
c. Penuhi kebutuhan gizi
Tubuhmu perlu nutrisi. Makanlah makanan yang bergizi agar kebutuhan nutrisi tubuhmu terpenuhi. Nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan otak dan tubuhmu.
d. Minum air putih
Selain murah, air putih terbukti sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, banyaklah minum air putih.

Persiapan Ujian Nasional Tahun 2010
a. Malam hari menjelang UN
 Pastikan alat tulis dan kartu ujian telah siap dibawa besok pagi
 Ulangi sekali lagi latihan soal untuk mata pelajaran yang diujikan besok pagi
 Jangan tidur terlalu larut
 Berdoa sebelum tidur
b. Pagi hari menjelang UN dimulai
 Bangun lebih awal
 Jika memungkinkan, ulangi lagi hal-hal yang dipelajari tadi malam
 Jangan lupa sarapan
 Mintalah doa restu kepada orang tua sebelum berangkat
 Berangkat dengan kepercayaan yang tinggi dan yakin pasti bisa
 Perhitungkan waktu agar tidak terlambat tiba di sekolah
c. Saat menghadapi soal UN
 Tenang, jangan tegang
 Jangan hiraukan keadaan sekeliling yang dapat meruntuhkan semangat dan percaya diri
 Usahakan tetap konsentrasi pada soal yang dikerjakan
Ulangi rutinitas di atas sampai UN berakhir.


Rabu, 17 Februari 2010

Dasyatnya cita-cita


Suatu pagi yang cerah, di dekat rukun Yamani, duduklah empat remaja yang tampan rupa, berasal dari keluarga yang mulia. Mereka adalah Abdullah bin Zubair, Mus`ab bin Zubair, Urwah bin Zubeir dan satu lagi adalah Abdul Malik bin Marwan.
Mereka sling mengungkapkan apa yang menjadi obsesinya.
Abdullah bin Zubair angkat bicara, "Cita-citaku adalah menguasai seluruh Hijaz dan menjadi khalifahnya." Saudaranya, Mus`ab menyusulnya, "Keinginanku adalah dapat menguasai dua wilayah Irak dan tak ada yang merongrong kekuasaanku." Adapun Abdul Malik bin Marwan berkata, "Bila kalian berdua merasa cukup dengan itu, maka aku tidak akan puas sebelum bisa menguasai seluruh dunia dan menjadi khalifah setelah Mu`awiyah bin Abi Sufyan."
Sementara itu Urwah diam seribu bahasa, lalu semua mendekati dan bertanya, "bagaimana denganmu, apa cita-citamu kelak wahai Urwah?" Beliau berkata, "Semoga Allah memberkahi cita-cita kalian dari urusan dunia, aku ingin menjadi alim [orang berilmu yang mau beramal], sehingga orang-orang akan belajar dan mengambil ilmu tentang kitab Rabbnya, sunnah nabinya dan hukum-hukum agamanya dariku, lalu aku berhasil di akhirat dan memasuki jannah dengan ridha Allah l."
Hari-hari berganti serasa cepat. Pada gilirannya, Abdullah bin Zubair menjadi penguasa atas Hijaz, Mesir, Yaman, Khurasan dan Irak yang pada akhirnya terbunuh di Ka`bah, tak jauh dari tempatnya mengungkapkan cita-citanya dahulu. Mus`ab bin Zubair telah menguasai Irak sepeninggal saudaranya Abdullah, dan akhirnya juga terbunuh ketika mempertahankan wilayah kekuasaannya. lalu...


Adapun Abdul Malik bin Marwan, akhirnya menjadi khalifah setelah ayahnya wafat dan bersatulah suara kaum muslimin, dia berhasil menjadi raja dunia terbesar pada masanya. (Shuwaru min hayaatit taabi’in, Ra’fat Basya)
Begitupun, dengan Urwah bin Zubeir. Beliau menjadi ulama panutan di zamannya. Ibnu Sa’ad dalam thabaqat kedua dari penduduk Madinah menyebutkan, “Urwah adalah seorang yang tsiqah, banyak meriwayatkan hadits, faqih, alim, tsabit dan bisa dipercaya”. (Kitab at-Tahdzib). Bahkan tidak sedikit dari kalangan sahabat Nabi saw yang bertanya kepada beliau tentang ilmu, meskipun beliau seorang tabi’in.

Realita tak Jauh dari Cita-cita
Kisah keempat remaja itu membuka mata kita, bahwa apa yang didapatkan manusia, tak akan jauh dengan apa yang menjadi obsesinya. Karena obsesi dan cita-cita itu akan menggerakkan pemiliknya menuju tujuannya. Fokus pikiran, tenaga dan potensi yang dimilikinya akan tercurah untuk meraih apa yang menjadi impiannya.
Karena itu, jangan tanggung-tanggung menentukan cita-cita, jangan merendahkan diri untuk menetapkan target dan tujuan. Cita-cita yang biasa saja, akan menjelma menjadi usaha yang apa adanya, dan pada gilirannya hanya akan memanen hasil yang biasa-biasa pula. Padahal Allah menyukai urusan yang tinggi-tinggi,
إِنَّ اللهَ تَعاَلَى يُحِبُّ مَعَالِيَ اْلأُمُوْرِ ، وَيَكْرَهُ سَفاَسَفَهاَ
“Sesungguhnya Allah menyukai permasalahan yang tinggi-tinggi dan Allah tidak menyukai hal-hal yang rendah.” [HR. Thabrani]
Dalam banyak dalil, Allah dan Rasul-Nya telah memotivasi kita untuk optimis dalam bercita-cita. Perhatikanlah doa orang-orang yang dipuji oleh Allah,
“Dan orang orang yang berkata, Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.’” [QS. Al Furqan: 74]
Kedudukan muttaqin memang sudah istimewa. Tapi ternyata, doa yang dipanjatkan bukan saja menjadi muttaqin, tapi imam atau pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Ini menunjukkan optimisme yang tinggi, himmah dan semangat yang luar biasa untuk meraih derajat yang agung.
Nabi juga menganjurkan kita,
فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Jika engkau memohon jannah kepada Allah, maka mohonlah Firdaus karena Firdaus adalah jannah yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya adalah Arsy Ar-Rahman, dan darinya pula sungai-sungai jannah mengalir..” [HR Bukhari].
Sungguh beruntung orang yang masuk jannah, tak ada sedikitpun yang membuatnya susah atau menderita, meskipun seseorang mendapatkan jannah pada tingkatan yang paling bawah. Tapi, ternyata Nabi menghasung kita memohon kepada kita jannah yang paling tinggi derajatnya. Karena permohonan yang merupakan ungkapan dari cita-cita itu akan mendorong seseorang untuk berusaha mencurahkan segala potensinya untuk meraih tujuannya yang mulia.


Rabu, 03 Februari 2010

Akhlaq Mulia

Jika kita buka kamus defenisi tentang akhlaq. akhlaq berarti eprilaku atau perbuatan baik atau buruk yang tanpa berfikir terlebih dahulu. Al-Ghazali memeberikan definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan. jadi orang yang mempunyai akhlaq mulia karena terbiasa dan terlatih. sebagai contoh mendahulukan mengerjakan hal-hal yang baik dan bersih dengan tangan kanan, dan melakukan suatu yang kotor dengan tangan kiri. hal ini bisa dilatih dengan kebiasaan yang terus menerus dan berulang-ulang. mengapa banyak kita saksikan di jalan, di warung makan, di mall, di pasar, bahkan di rumah dan masjid, orang makan pakai tangan kiri ? ya karena kebiasaan dan kebodohan mereka tentang tuntunan Nabi Muhammad SAW. padahal Rasululloh bersabda : makan dengan tangan kiri adalah makannya setan. masalahnya walaupun sudah tahu, kadang mereka nekad, karena sudah menjadi kebiasaannya. oleh karena demikian pula perbuaran baik, jika dibiasakan sejak kecil hingga dewasa, maka akan terbiasa berbuat baik. maka mari kita tanamkan anak-anak kita akhlaq yang mulia.



Rabu, 20 Januari 2010

Guru terbaik

Apakah anda ingat akan guru terbaik anda pada masa sekolah, guru yang memberi inspirasi bagi anda untuk belajar dan mengerjakan yang terbaik?

Guru tersebut memberi tantangan bagi anda untuk maju, lebih dari guru-guru lain. Awalnya, mungkin tantangan ekstra itu terasa tidak adil, atau malah kejam. Tetapi sekarang anda seakan memandang berbeda. Anda memandangnya dengan rasa hormat dan percaya, bahwa karena tantangan itulah anda bisa maju.
Saat ini ada guru hebat yang masih mengajar anda. Ia adalah “kehidupan”.

Kehidupan adalah guru yang terbaik. Tapi pelajarannya sering terasa keras, tajam, dan kadang kejam. Di sana ada kekecewaan, kesedihan, kebingungan, kesendirian, dan frustasi dalam setiap pengajarannya.

Pelajaran dari kehidupan adalah keras, tetapi karenanya kita memperoleh pelajaran dan pertumbuhan terbesar. Kehidupan menantang kita dan mendorong kita lebih tinggi. Ia membantu menyingkapkan karakter sejati kita, dan dengan cara itu mendorong kita membangun karakter yang lebih kuat.

Di luar segala pelajaran itu, renungkanlah. Guru yang paling mencintai dan memelihara kita itu telah membangun yang terbaik dari diri kita. Mungkin kita sekarang tidak menghargainya, tetapi akan tiba harinya anda akan bersyukur. Sama seperti kita bersyukur atas guru sekolah kita terdahulu.

banyak orang belajar dari kehidupan, sebagian orang gagal dalam kehidupanya, dan sebagian orang berhasil dalam kehidupannya. ukuran keberhasilan tentunya tidak hanya dunia atau materi, tetapi kualitas amal sholeh.

maka renungkanlah : " hari kemarin sudah berlalu, hari esok belum jelas, maka hari inilah saatnya kita beraktivitas dalam kebaikan"



 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons